Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Siapa Wahhabi Bagi Saya?

Oleh: Muhammad Abduh Negara

  1. Wahhabi, sebagaimana yang masyhur, dan (bahkan) diakui oleh sebagian dari mereka sendiri, adalah sebutan untuk orang- orang yang mengikuti manhaj dakwahnya Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi

Selain Wahhabi, istilah yang juga populer untuk mereka adalah: Salafi.

  1. Nama Wahhabi diambil dari ‘Abdil Wahhab, yang merupakan orangtua dari Syaikh Penisbatan semacam ini adalah hal yang biasa dan tidak masalah, sebagaimana pengikut Imam Ahmad disebut Hanbali atau Hanabilah, bukan Ahmadi.
  2. Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah, dalam fiqih mengikuti madzhab Hanbali. Sedangkan dalam bab aqidah, mengikuti paham yang berkembang di kalangan Hanabilah, yang salah satu tokoh utamanya adalah Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
  3. Selain pemurnian aqidah (versi beliau) melalui kajian dan tulisan, beliau juga melakukan beberapa tindakan fisik, semisal menghancurkan pepohonan dan bangunan di atas kuburan. Hal ini didukung oleh sebagian penguasa yang mendukung dakwah beliau.
  4. Setelah fase kematangan dakwah beliau, beliau bekerjasama dengan penguasa Dir’iyyah, Muhammad bin Su’ud rahimahullah, yang merupakan pendiri kerajaan Saudi Arabia generasi pertama.

Dari sini, dakwah yang beliau kembangkan, semakin mendapatkan dukungan secara politik, dan itu berimbas terhadap dakwah beliau, baik positif maupun negatif.

Yang namanya politik, tentu ada friksi, pertikaian, bahkan peperangan dengan sesama muslim. Termasuk dengan negara Islam besar saat itu, yaitu Daulah ‘Utsmaniyyah.

  1. Saya menganggap Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab adalah seorang ulama. Sebagai ulama, pendapat beliau boleh Namun, sebagai sosok yang tidak ma’shum, pendapat beliau boleh diikuti, boleh pula ditinggalkan.
  2. Dalam beberapa persoalan, yang beliau kritik itu sebenarnya adalah persoalan khilafiyyah, yang sayangnya menjadi besar, dan menjadi bara yang memanaskan suasana sesama muslim, antara yang membela manhaj dakwah beliau dan yang menolak.
  3. Saya menghormati beliau sebagai ulama, namun dalam banyak persoalan tidak mengikuti Dalam fiqih, saya lebih cenderung pada madzhab Syafi’i. Persoalan tawassul dan tabarruk adalah persoalan khilafiyyah, yang tak seharusnya disikapi terlalu keras.
  4. Saya berada di tengah, tidak memuja dan memuji berlebihan Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab, juga tidak fanatik buta kepada beliau. Namun, saya juga tidak merendahkan apalagi menistakan beliau.
  5. Saya berharap orang-orang yang mengikuti jalan dakwah beliau, lebih berlapang dada dalam persoalan-persoalan furu’, baik fiqih maupun furu’ ‘aqidah.

Catatan:

Referensi yang saya gunakan dari berbagai sumber, yang menjelaskan biografi Syaikh dan manhaj dakwah beliau. Kebanyakan saya ambil dari tulisan pendukung manhaj dakwah beliau sendiri.

Leave a Reply