Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Apakah Hanya Karya Tulis Yang Bisa Menjadi Media Penyebaran Ilmu Yang Langgeng Sampai Ratusan Tahun Ke Depan?

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz yang menyatakan, “Nanti setelah anda tiada, yang diingat orang kan tulisan anda. Bukan ceramah anda.” Kalimat ini (yang merupakan bagian tulisan beliau) lahir untuk memberi motivasi kepada pembaca tulisan beliau agar menulis, dan dari sisi motivasi bagus-bagus saja. Namun pernyataan beliau yang saya kutip tersebut kurang tepat, kurang relevan. Tampaknya beliau kurang jeli melihat realita zaman sekarang yang berbeda dengan realita di masa lalu.

Pernyataan beliau tersebut benar, di masa lalu. Yang bisa kita dapatkan dari Imam Asy-Syafi’i, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, An-Nawawi, Ar-Razi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, As-Suyuthi, dll., adalah karya tulis mereka. Kita tidak pernah tahu bagaimana persisnya wajah dan suara mereka, dan kita tak pernah bisa menyimak ceramah mereka, karena alat perekam yang mengabadikan gambar bergerak dan suara, belum ada di masa mereka. Media penyaji audio dan video tersebut, seperti youtube, spotify, dll., juga belum ada.

Namun di masa sekarang, itu semua sudah tersedia. Kita bisa mendengarkan rekaman kajian Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, Syaikh Ibn Al-‘Utsaimin atau Syaikh Al-Buthi, meskipun mereka telah meninggal dunia. Dan selama masih ada yang menyimpan, rekaman tersebut masih bisa disimak oleh orang-orang ratusan tahun setelah masa kita ini.

Jadi, di masa sekarang, alat menyimpan ilmu para ulama yang telah meninggal, bukan hanya kitab (buku) saja, tapi juga rekaman audio dan video.

Namun di sisi lain, tulisan -paling tidak sampai saat ini- masih punya keunggulan. Kalau ceramah, apalagi yang live, kadang-kadang muncul kesalahan dari ucapan kita, yang sudah terlanjur di-‘publish’, tidak bisa direvisi sebelum ‘publish’. Sedangkan tulisan, bisa. Kita bisa menambahkan banyak referensi dan catatan kaki, membacanya berulang kali dan merevisi, sebelum mempublikasikan tulisan tersebut.

Jadi, karya tulis secara umum bisa dianggap pengolahannya lebih matang dan lebih sedikit kemungkinan salah, dibandingkan ceramah. Namun dari sisi tersebarnya manfaat dalam waktu sangat lama bahkan sampai ratusan tahun ke depan, saat ini tidak lagi dimonopoli oleh karya tulis, tapi juga oleh rekaman kajian baik dalam bentuk audio maupun video.

Wallahu a’lam.

Leave a Reply