Oleh: Muhammad Abduh Negara
Silakan ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Cari di lingkungan sekitar anda, yang bisa mengajari baca Al-Qur’an, dan belajar dengannya. (Jika sudah bisa baca Al-Qur’an sejak lama, skip saja langkah ini)
2. Cari masjid atau majlis taklim terdekat, dan hadiri kajiannya. Tidak perlu khawatir, yang penting di sana tidak mengajarkan bahwa shalat tidak wajib lagi, atau semua agama sama saja, dan yang semisalnya.
Minimal ini akan membuat anda dekat dengan dunia pengajian. Tidak lalai karena kesibukan dunia dari pagi sampai malam.
3. Jika anda masih ada ‘nafas’ untuk belajar lebih lanjut, cari guru bahasa Arab. Prioritas awal untuk orang ‘ajam seperti kita, kemampuan menelaah kitab-kitab para ulama. Jadi, cari guru atau kelas bahasa Arab yang mengajari teori dan praktik baca kitab.
Belajar dengan serius. Tak perlu terlalu kepo dengan ‘manhaj’ atau afiliasi pengajarnya. Selama dia mengajarkan bahwa mubtada dan fa’il itu marfu’, hal dan tamyiz itu manshub, insyaallah manhajnya sudah benar.
4. Jika masih ada ‘nafas’ lagi, belajar ilmu-ilmu alat secara mendalam, seperti ushul fiqih, ushul tafsir, mushthalah Hadits, dan belajar juga fiqih secara mendalam, melalui tangga madzhab yang mu’tabar. Kalau anda di Banjarmasin, bisa belajar di Ma’had Al-Mubarak Banjarmasin.
5. Ambil faidah dari berbagai sumber: kitab Arab, buku bahasa Indonesia, kajian youtube, podcast, dll. Ambil saja, kumpulkan dulu, yang penting tidak mengajari anda bahwa poligami itu haram, shalat jum’at tidak wajib, atau syariah Islam tidak layak lagi di masa sekarang, dan berbagai kesesatan semisalnya.
6. Jika anda sudah menempuh 5 langkah di atas, insyaallah anda akan bisa mandiri, menemukan siapa guru yang bisa anda ambil ilmunya.
Wallahu a’lam wa ahkam.
Leave a Reply