Hadits “Idza Ahdatsa Hatta Yatadhdha” Menunjukkan Syak Tidak Diperhatikan

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Sebagian ulama menjadikan Hadits لا يقبل الله صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ, sebagai dalil atas tidak diperhatikannya syak (keraguan) dalam penetapan hukum, dan tetap berlakunya sesuatu yang meyakinkan, yang sudah berlaku sebelumnya.

Hal ini dilihat dari lafazh “ahdatsa” dalam Hadits tersebut, dan tidak dikatakan “ahdatsa” kecuali ia memang yakin telah berhadats. Artinya, ia hanya wajib wudhu, jika ia telah yakin berhadats. Jika hanya ragu (syak) wudhunya batal, ia tetap dianggap masih dalam wudhunya. Wallahu a’lam.

Rujukan: Al-I’lam Bi Fawaid ‘Umdah Al-Ahkam, karya Imam Ibn Al-Mulaqqin Asy-Syafi’i, Juz 1, Halaman 226, Penerbit Dar Al-‘Ashimah, Riyadh, Saudi Arabia.