Oleh: Muhammad Abduh Negara
Salah satu syarat dibolehkannya meringkas (qashar) shalat yang empat rakaat, saat safar (bepergian), adalah safarnya tidak dalam rangka maksiat.
Orang yang bermaksiat saat safar, ada tiga keadaan:
1. Orang yang safar dengan tujuan untuk melakukan maksiat.
Bagi orang ini, ia tidak boleh mengambil rukhshah (keringanan) mengqashar shalat. Kecuali ia bertaubat dari maksiatnya tersebut, dan ia ingin melanjutkan safarnya, dan jaraknya saat itu (di tempat ia taubat) sampai ke tempat tujuan, masih lebih dari dua marhalah (sekitar 82 km-an).
2. Orang yang safar dengan tujuan mubah, namun di tengah perjalanan ia melakukan maksiat.
Orang ini boleh melakukan qashar shalat.
3. Orang yang safar, awalnya tujuannya untuk hal yang mubah, namun di tengah perjalanan, ia mengubah tujuan safarnya tersebut untuk melakukan maksiat.
Orang ini tak boleh mengambil rukhshah mengqashar shalat, kecuali setelah ia bertaubat. Jika ia sudah bertaubat, boleh baginya qashar shalat, baik perjalanannya masih lebih dari dua marhalah, atau kurang.
Wallahu a’lam.
Rujukan: At-Taqrirat As-Sadidah, Qism Al-‘Ibadat, karya Syaikh Hasan bin Ahmad Al-Kaf, Halaman 314, Penerbit Dar Al-Mirats An-Nabawi, Hadramaut, Yaman.
Leave a Reply