Oleh: Muhammad Abduh Negara
Melarang mutlak belajar atau mengambil ilmu atau beristifadah (mengambil faidah) dari internet, google, youtube, facebook, dan teman-temannya, bukan sikap yang tepat. Karena di dalamnya ada ilmu dan faidah, sebagaimana ada juga kesesatan dan kerusakan. Semua media ini hanya wasilah, dan baik buruknya tergantung isi di dalamnya.
Yang perlu dijelaskan adalah cara belajar yang benar dari internet. Bahwa istifadah dari internet itu tetap wajib melihat sumber, “lihat siapa yang mengatakan”, jangan sembarangan ambil rujukan. Jika mencari tulisan via google, lihat siapa penulisnya dan kapasitas ilmunya. Jika menyimak kajian di youtube, perhatikan siapa pengisi kajiannya. Dan seterusnya.
Kemudian, perhatikan level keilmuan kita, apakah awam, awam sekali, awam berkali-kali, sangat awam sekali, awam mutlaq mustaqil, atau level mubtadi (pemula), level mutawassith (pertengahan), atau malah level muntahi (atas). Ambillah ilmu dan faidah sesuai level kita. Jangan lompat. Anak SD tidak perlu duduk di perkuliahan pasca sarjana, khawatirnya ilmu tak dapat, yang ada cuma pusing tujuh keliling.
Kemudian, sebagaimana di dunia nyata ada kajian kitab yang runtut dan sistematis, juga ada kajian tematik umum. Nah, kalau mau berilmu, pilihan ada pada kajian yang runtut dan sistematis, bertahap dan memperhatikan ilmu alat. Apakah di internet ada? Ada.
Apakah ada kelemahan dalam belajar via internet? Ada. Yang paling utama adalah, adab terhadap guru kurang terasah. Bagaimana solusinya? Tetap hadir pada majelis ilmu di dunia nyata. Meski yang dikaji, levelnya sudah kita lewati. Untuk memperkokoh adab kita terhadap ilmu, ulama dan majelis ilmu.
Kelemahan kajian di dunia nyata, terutama di negeri dan daerah yang kurang kuat tradisi keilmuannya, adalah sulit ditemukan kajian untuk level mutawassith dan muntahi. Misal, dalam nahwu level anda sudah masuk syuruhat Alfiyah Ibni Malik, tapi di daerah anda tidak ada yang mengajarkannya. Maka anda bisa beristifadah dengan mengikuti kajian-kajiannya yang cukup melimpah di youtube. Sedangkan di dunia nyata, anda bisa saja hadir di kajian Al-Ajurrumiyyah atau Mutammimah, untuk melatih adab, sekaligus mencari faidah yang bisa jadi tidak kita dapatkan dari kibar, namun malah ada pada shighar.
Leave a Reply