Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fiqih Syafi'i

Niat Melakukan Sunnah-Sunnah Wudhu

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Sunnah wudhu artinya perkara-perkara yang kita dianjurkan melakukannya saat wudhu, berpahala bagi yang melakukannya, namun jika tidak dilakukan tidak berdosa, dan tidak mempengaruhi keabsahan wudhu.

Sunnah-sunnah wudhu ini, ada yang dilakukan sebelum aktivitas fardhu wudhu yang pertama (yaitu: membasuh wajah), dan ada yang dilakukan setelahnya. Untuk sunnah-sunnah wudhu yang dilakukan setelah membasuh wajah, niatnya sudah termasuk di dalam niat fardhu wudhu yang dihadirkan ketika awal membasuh wajah (Catatan: niat wudhu atau niat fardhu wudhu itu wajib dihadirkan dalam hati, berbarengan dengan awal membasuh wajah).

Lalu bagaimana dengan sunnah-sunnah wudhu yang dilakukan sebelum membasuh wajah, seperti membasuh kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung)? Bagaimana dengan niatnya, sedangkan niat wajib dihadirkan dalam ibadah?

Jawabannya, orang yang berwudhu pertama kali berniat melakukan sunnah-sunnah wudhu, dan ketika selesai istinsyaq dan mulai membasuh wajah, dia berniat fardhu wudhu. Jadi, dia menghadirkan dua niat: niat melakukan sunnah-sunnah wudhu untuk sunnah-sunnah wudhu yang dilakukan sebelum membasuh wajah, dan niat wudhu atau niat fardhu wudhu untuk aktivitas wudhu sejak membasuh wajah sampai akhir, baik fardhu maupun sunnahnya.

Wallahu a’lam.

Rujukan: Ghayah Al-Muna Syarh Safinah An-Naja, karya Syaikh Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Ba’athiyyah Ad-Du’ani, Halaman 146, Penerbit Dar Al-Fath, ‘Amman, Yordania.

Leave a Reply