Oleh: Muhammad Abduh Negara
Menurut penulis Busyra Al-Karim, pendapat yang mu’tamad di kalangan Syafi’iyyah, perempuan wajib menutup wajah dan telapak tangannya di hadapan laki-laki non-mahram, meskipun keduanya bukan aurat secara hakiki, dengan tujuan menghindari fitnah.
Berikut kutipannya:
لا منافاة بين ما قدمته من أن عورة الحرة جميع بدنها، وبين ما ذكره المصنف من أنها حتى عند الأجانب ما عدا الوجه والكفين، لأن المراد من الأول: ما يحرم نظره وإن لم يكن عورة، ومن الثاني: ما هو عورة حقيقة، وعليه فيجب عليها سترهما خوف الفتنة على المعتمد.
Artinya: “Apa yang saya sampaikan, bahwa aurat perempuan merdeka itu seluruh tubuhnya, dan yang disampaikan penulis (penulis Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah), bahwa auratnya adalah seluruh tubuh selain wajah dan kedua telapak tangan, meskipun di hadapan laki-laki non-mahram, itu tidak bertolak belakang.
Karena yang saya maksud adalah, yang haram dilihat meskipun ia bukan aurat. Sedangkan yang dimaksud penulis, adalah aurat secara hakiki. Berdasarkan hal ini, wajib bagi perempuan merdeka menutup wajah dan kedua telapak tangannya, demi menghindari fitnah, menurut pendapat yang mu’tamad.”
Wallahu a’lam.
Rujukan: Busyra Al-Karim Bi Syarh Masail At-Ta’lim, karya Syaikh Sa’id bin Muhammad Ba’isyn Ad-Dau’ani, Halaman 225, Penerbit Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, Jakarta, Indonesia.
Leave a Reply