Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Salah Satu Penyebab Banyak Orang Yang Sulit Menerima Ilmu, Faidah dan Kebenaran dari Pihak Lain

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Salah satu penyebab banyak orang yang sulit menerima ilmu, faidah dan kebenaran dari pihak lain, adalah kuatnya stigma dan label yang diberikan pada pihak lain, baik itu resmi dari kelompoknya maupun tidak resmi tapi jadi pemahaman umum di kelompok tersebut.

Ada kalangan yang memberi stigma atau label pada pihak lain dengan “tidak mengikuti manhaj salaf” atau “tidak semanhaj”, akhirnya semua pandangan pihak lain yang berbeda dengan mereka, meskipun itu mu’tabar di kalangan ulama, bahkan bisa jadi pendapat jumhur ulama salaf dan khalaf, namun karena stigma dan label tersebut, kalangan ini menolaknya mentah-mentah.

Ada kalangan yang memberi stigma atau label pada pihak lain dengan “tidak punya sanad ilmu”, akhirnya semua pandangan pihak lain yang berbeda dengan mereka, meskipun itu mu’tabar di kalangan ulama, bahkan bisa jadi pendapat jumhur ulama salaf dan khalaf, namun karena stigma dan label tersebut, kalangan ini menolaknya mentah-mentah.

Ada kalangan yang memberi stigma atau label pada pihak lain dengan “tidak paham politik/siyasah”, “tidak ideologis”, atau “terjebak konsep nation state”, akhirnya semua pandangan pihak lain yang berbeda dengan mereka, meskipun itu mu’tabar di kalangan ulama, bahkan bisa jadi pendapat jumhur ulama salaf dan khalaf, namun karena stigma dan label tersebut, kalangan ini menolaknya mentah-mentah.

Ada kalangan yang memberi stigma atau label pada pihak lain dengan “radikal”, akhirnya semua pandangan pihak lain yang berbeda dengan mereka, meskipun itu mu’tabar di kalangan ulama, bahkan bisa jadi pendapat jumhur ulama salaf dan khalaf, namun karena stigma dan label tersebut, kalangan ini menolaknya mentah-mentah.

Dan banyak lagi stigma dan label lainnya.

Cara mengubahnya adalah, kita harus melihat setiap pendapat yang mengemuka, dari sudut pandang ilmu itu sendiri, tanpa terjebak fanatisme buta pada kelompok, dan tanpa tergesa-gesa memberikan stigma dan label negatif pada pihak lain.

Jika pendapat itu benar berdasarkan ilmu atau minimal mu’tabar, maka meskipun yang mengemukakan pendapat itu “bukan pengikut manhaj salaf” menurut salafi mainstream, atau “tidak punya sanad ilmu” menurut orang-orang NU, atau “tidak ideologis” menurut HT, dan seterusnya, tetap saja anda harus menerima kebenaran tersebut, atau minimal menghormatinya sebagai satu pendapat yang mu’tabar.

Leave a Reply