Oleh: Muhammad Abduh Negara
Saat menerima pesan berantai, baik di WA, FB, dan lainnya, yang menceritakan kisah-kisah menakjubkan, inspiratif, luar biasa, dan semisalnya, yang terjadi pada Nabi, atau terjadi di masa Nabi dan diketahui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jangan buru-buru memberi ‘like’ apalagi ‘share’ pesan berantai tersebut.
Cek dulu, apakah cerita itu memiliki sumber di kitab-kitab Hadits, apakah cerita itu memiliki jalur periwayatan (sanad), dan apakah sanadnya shahih. Karena keshahihan sanad itu sangat penting, sebagaimana perkataan Imam ‘Abdullah bin Al-Mubarak:
الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
Artinya: “Sanad/isnad adalah bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad/isnad, setiap orang bisa berkata apa saja yang dia kehendaki.” (Perkataan beliau ini disebutkan dalam Muqaddimah Shahih Muslim)
Maksud perkataan Imam ‘Abdullah bin Al-Mubarak itu adalah, seandainya sanad dan keshahihan sanad tersebut tidak diperhatikan, maka setiap orang bisa saja menyampaikan satu cerita atau satu ajaran, kemudian dinisbatkan kepada Nabi, lalu orang-orang percaya bahwa itu memang dari Nabi, dan kemudian rusaklah Islam dan umat Islam.
Alhamdulillah, para ulama kita dulu, telah menghabiskan umur mereka untuk mengkaji perihal sanad ini, memisahkan riwayat yang shahih dari yang lemah, menjelaskan riwayat-riwayat palsu agar dijauhi oleh umat Islam, sehingga kemurnian ajaran Islam tetap bertahan sampai sekarang.
Selain itu, umat Islam juga wajib hati-hati menisbatkan segala sesuatu pada Nabi, karena jika itu tidak benar, ia adalah dosa besar, dan ancamannya neraka, sebagaimana disebutkan dalam Hadits mutawatir.
Leave a Reply