Oleh: Muhammad Abduh Negara
Ada yang bilang Ustadz HA telah kafir karena perkataan beliau ttg Nabi Musa ‘alaihis salam. Vonis semacam ini terlihat sangat berlebihan.
Pertama, dari video yang ada, terlihat jelas, beliau tidak bertujuan melecehkan Nabi Musa ‘alaihis salam. Beliau hanya “salah memilih kata” untuk memuji Nabi Musa. Bagian “salah memilih kata” sudah saya singgung di beberapa status sebelumnya, juga saat diskusi dengan sebagian ustadz di FB ini.
Kedua, vonis kafir itu sangat berat. Harusnya tak dilakukan bermudah-mudahan. Apalagi, kapasitas tukang vonis juga belum tentu layak untuk itu.
Saya, dalam beberapa status sebelumnya, menyatakan dengan jelas bahwa sang ustadz memang keliru. Sulit mencari takwil yang shahih untuk membenarkan beliau. Karena beliau keliru, dan videonya viral, kita katakan saja beliau keliru. Yang keliru, kita katakan keliru.
Tapi kita tak perlu bersikap berlebihan juga. Dari video yang ada, beliau tak bertujuan melecehkan Nabi Musa ‘alaihis salam atau Ummul Mu’minin ‘Aisyah binti Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma. Beliau malah bertujuan memuji keduanya. Hanya saja, kata-kata yang dipilih tidak tepat, dan terkesan su-ul adab.
Ini sepertinya resiko ketika beliau terlalu memilih “berbahasa gaul”, yang harus diakui, “bahasa dan ungkapan gaul” memang kadang kurang adab. Saya sendiri dulu, saat remaja, juga sering kena “bully” (bahasa Banjar: dihapaki). Dan teman-teman saya yang melakukannya, tak merasa bersalah, karena bagi mereka, itu memang gaya mereka. Itu “gaul”. Kalau pakai standar adab berbicara dengan sesama muslim, jelas yang mereka lakukan itu tidak sesuai adab Islami.
Ketika beliau memilih masuk ke dunia “anak gaul”, dan berusaha menyamakan bahasa dan ungkapan sesuai dunia mereka, maka potensi terjerumus pada kata-kata yang tidak pantas, cukup besar. Dan faktanya, terbukti.
Namun, hanya itu.
Kita tak boleh menuduhkan suatu kesalahan, pada orang yang tak melakukan kesalahan tersebut. Beliau tidak sedang berusaha melecehkan Nabi dan Ummul Mu’minin, maka kritik kita jangan berlebihan juga, apalagi sampai vonis kafir.
Kalau tahdzir bagaimana? Tahdzir terhadap ahli bid’ah itu memang ada, dan dilakukan ulama salaf. Tapi, kita-kita yang jauh dari ilmu, jauh juga dari sikap inshaf, sebaiknya tak ikut-ikutan hal ini. Ini perkara berat, dan tak boleh dimasuki oleh orang- orang yang ilmunya tidak matang. Seperti saya. Mungkin juga, seperti antum.
Dan untuk ustadz bersangkutan, kita haturkan doa dan harapan kita, semoga Allah mengampuni kesalahan beliau, dan memberi pahala yang terbaik atas amal kebaikan beliau. juga, semoga beliau mau memperbaiki kekeliruan beliau.
Hadaanallahu wa iyyakum ajma’in.
Leave a Reply