Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Tidak Ada Ilmu yang Tersembunyi Dalam Islam

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Tidak ada dalam Islam ilmu yang tersembunyi. Kalau ada yang meyakini seperti ini, sama saja menganggap Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam tidak memiliki sifat tabligh, dan menganggap para shahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in tidak amanah dalam menyampaikan ilmu.

Adapun soal, ada ilmu yang hanya layak diakses kalangan khawash, dan bukan kalangan awam, itu bukan ilmu yang tersembunyi. Itu hanya semisal, anak SD yang belum layak mengakses pelajaran mahasiswa doktoral. Sama seperti, yang belum khatam Mabadi Awwaliyyah, jangan mengakses kitab Al-Mustashfa Al-Ghazali. Tapi ilmunya sendiri, tak pernah tersembunyi. Ia bisa diakses siapapun, hanya saja untuk memahaminya dengan baik, seseorang harus menempuh jenjang belajar yang lama lebih dulu.

Bagaimana dengan ungkapan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini?

حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ : فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ

Artinya: “Aku menyimpan ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dua wadah. Yang satu, aku sampaikan. Sedangkan satunya lagi, seandainya aku sampaikan, maka tenggorokan ini akan digorok orang.” (Riwayat Al-Bukhari)

Itu lagi-lagi bukan tentang ilmu yang tersembunyi. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menyatakan, “Ulama menyatakan wadah yang tidak beliau sampaikan itu, adalah Hadits-hadits yang menyebutkan nama-nama pemimpin yang buruk, keadaan dan zaman mereka.”

Jadi, yang tidak beliau sampaikan itu adalah berkaitan nama dan keadaan para pemimpin buruk, yang khawatirnya jika disampaikan, maka para pelaku kezaliman itu akan mencelakai beliau.

Sebagian lagi, memahami maksud ungkapan beliau tersebut adalah tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat, yang kalau beliau sampaikan, orang-orang yang tidak merasakan terwujudnya tanda-tanda tersebut akan mengingkarinya.

Intinya, yang disampaikan Abu Hurairah itu tidak berkaitan dengan bab aqidah atau ahkam, karena hal itu tidak boleh disembunyikan. Jadi, kalau ada yang menggagas paham menyimpang, baik dalam aqidah maupun ahkam, dari yang telah disepakati oleh para ulama ahli fann, maka itu tertolak, dan umat wajib dijauhkan darinya. Dan paham menyimpang tersebut tak boleh diajarkan, baik dalam majelis umum maupun khusus.

Kalau ada yang menyatakan, hal tersebut harusnya hanya dibicarakan di majelis khusus, bukan di majelis umum, maka pernyataan ini juga sangat bermasalah. Seakan konsep menyimpang itu, sebenarnya tidak menyimpang, tapi hanya belum layak didengarkan oleh kalangan awam. Ini bahaya sekali.

Leave a Reply