Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Ustadz Muafa Di Mata Saya

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Tipikal saya dengan Ust. Muafa berbeda, beberapa pendapat yang kami pegang pun berseberangan, bahkan kami pernah berdebat agak panjang tentang satu persoalan.

Saya lebih cenderung menjelaskan berbagai persoalan fiqih dan lainnya yang diperselisihkan ulama, dengan memaparkan pendapat-pendapat ulama, dengan argumentasi masing-masing secara singkat. Hampir tidak pernah dengan tarjih. Karena fokus saya lebih pada memberikan wawasan tentang ikhtilaf ulama, agar tak ada orang-orang yang merasa, hanya pendapatnya lah yang Syar’i, sesuai Sunnah, atau klaim-klaim lainnya.

Beda dengan Ust Muafa. Beliau, meskipun ujungnya tetap mengajak tasamuh (toleran) terhadap perbedaan pendapat, seringkali (dari sekian tulisan yang saya baca) dalam berbagai persoalan fiqih atau lainnya, beliau dengan gamblang menguatkan salah satu pendapat yang ada, dengan berbagai argumentasi yang menunjukkan beliau memang punya bagian dalam ilmu syar’i.

Meskipun banyak perbedaan, saya menghormati beliau, karena beliau adalah orang yang berilmu, karena beliau lebih senior dari saya, dan jelas karena kami sama-sama muslim. Perbedaan, bahkan sangat tajam sekalipun, harusnya tak melahirkan permusuhan apalagi dendam kesumat, jika yang berbeda ini benar-benar menginginkan kebenaran, bukan pembenaran.

Bagi yang pernah membaca tulisan-tulisan Ust Muafa, tentu tahu keluasan bacaan beliau, kedalaman beliau dalam ilmu syar’i, serta sikap inshaf beliau dalam perbedaan pendapat. Selain itu, keseriusan beliau dalam menemukan pendapat yang kuat berdasarkan hujjah syar’i dan bukan hanya bermodal kutipan ‘ibarah dari kitab, ini mungkin mirip dengan gaya-gaya di kelompok-kelompok Islam modernis, dan mirip juga dengan gaya argumentasi kelompok yang dulu beliau pernah berada di dalamnya.

Karena itu, saat melihat beliau mengkritik satu pendapat atau pemikiran, bahkan mungkin dengan sangat tajam, itu adalah hal yang wajar, sesuai tipikal beliau. Sesuai pengalaman dan keilmuan beliau. Dan bisa jadi, atsar dari kelompok yang beliau pernah berada di dalamnya, yang memang terbiasa beradu argumen dan mengkritik pemikiran yang berbeda.

Karena itu, jadi aneh sekali saat ada yang menghujat dan mengatai-ngatai beliau secara tak pantas, hanya karena pendapat kelompoknya dikritik oleh beliau. Padahal, bisa jadi, gaya ini, beliau pelajari dari kelompok tersebut juga.

Semoga Allah selalu menjaga Ust Muafa, dan memberikan taufiq-Nya kepada beliau dan kita.

Leave a Reply