Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Adu Argumentasi Itu Tradisi Ulama

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Adu argumentasi itu tradisi ulama, bahkan adu argumentasi dengan guru sendiri, karena itu menganggapnya sebagai hal yang tak beradab secara mutlak, tidak benar.

Selalu setuju dengan pendapat guru, atau orang yang dihormati, bukan sikap ilmiah yang benar, kecuali guru tersebut orang yang ma’shum, dan menurut Ahlus Sunnah yang ma’shum hanya Nabi.

Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata:

لا تقلدني ولا تقلد مالكا ولا الثوري ولا الأوزاعي

Artinya: “Jangan taqlid padaku, atau pada Malik, atau pada Ats-Tsauri, atau pada Al-Auza’i.”

Ucapan beliau di atas, tentu bukan untuk mengharamkan taqlid bagi orang awam, atau menyuruh semua orang langsung menyimpulkan hukum dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tentu bukan.

Tapi ucapan beliau, kepada murid-murid beliau tersebut, menunjukkan sikap ilmiah yang jelas, bahwa “asal ikut tanpa sikap kritis”, padahal ia punya ilmu, bukan hal yang baik.

Imam Abu Hanifah biasa berdiskusi bahkan berdebat masalah ilmu dengan murid-murid cerdas beliau. Seandainya itu tidak boleh dan tidak beradab, bagaimana bisa salah satu tokoh terbesar fiqih Islam ini tidak tahu hal tersebut?

Bahkan para shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in biasa berdebat. Abu Bakr dengan ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dengan Zaid bin Tsabit, dan lain-lain. Mereka tidak menghilangkan nalar kritis mereka, atas nama adab terhadap guru, senior atau tokoh yang dikagumi.

Yang penting, kritis dengan ilmu.

Wallahu a’lam.

Leave a Reply