Oleh: Muhammad Abduh Negara
Akhwat-akhwat bercadar ber’selfie’ ria di media sosial dengan berbagai pose yang ‘menarik mata lelaki’, itu kurang baik. Karena wanita itu ‘fitnah’ bagi laki-laki, dan harusnya sebisa mungkin tidak melakukan hal yang aneh-aneh.
Dalam pembahasan fiqih saja (khususnya Fiqih Syafi’i), perempuan tidak menyaringkan suara saat shalat ketika ada laki- laki ajnabiy, juga diminta mendekatkan setiap anggota badannya saat shalat (berbeda dengan laki-laki). Salah satu alasannya adalah karena itu lebih tertutup bagi perempuan dan lebih aman dari fitnah.
Jadi, jika ada teguran pada fenomena akhwat-akhwat cadar ber’selfie’ ria, itu adalah hal yang wajar, dan bagian dari semangat beragama.
Memang mungkin sebagian ‘niqabers’ itu baru hijrah, sehingga belum terlalu paham agama. Itu kita maklumi. Tapi pemakluman kita itu harusnya membuat kita serius mengajari mereka bagaimana harusnya beragama, bukan malah membuat pernyataan seakan mendukung kekeliruan mereka.
Catatan:
Saya bukan bagian Salafi Kokohiyun atau sebaliknya pihak yang kontra sepenuhnya dengan mereka. Saya tak tertarik dengan kubu-kubuan semacam itu.
Bagi saya, mau Kokohiyun, Miringiyun, Salafi, Aswaja, atau label apapun, jika benar (menurut yang saya pahami) saya dukung. Jika keliru, saya kritik.
Leave a Reply