Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Lembaga Pendidikan Yang Mengajarkan Ilmu Fardhu ‘Ain

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Negeri kita perlu lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu agama secara memadai, dalam hal-hal yang fardhu ‘ain, baik dari sisi aqidah, ‘amaliyah, adab dan akhlaq, beberapa kaidah beragama yang perlu diketahui muslim secara umum, serta kajian seputar pemikiran Islam untuk umum.

Sayangnya, itu sepertinya belum ada atau sangat terbatas. Yang banyak ada, sekolah negeri yang belum mampu memberikan ilmu agama fardhu ‘ain yang memadai. Jelas tak cukup memberi bekal seorang muslim menjalani agamanya.

Pilihan lain, pesantren yang memberi bekal banyak sekali ilmu keislaman. Ini bagus, jika si santri memang akan menggunakan ilmu-ilmu tersebut. Sederhananya, jadi ustadz yang berilmu. Sayangnya, banyak juga alumni pesantren yang malah aktivitas kehidupannya setelah nyantri, malah jauh dari dunia kajian kitab dan kajian ilmu-ilmu keislaman yang mendalam. Terasa sayang sekali, banyak ilmu yang kemudian tak teroptimalkan.

Satunya kurang, satunya berlebihan. Untuk jadi seorang insinyur ahli bikin pesawat, seorang muslim tetap wajib belajar ilmu agama yang fardhu ‘ain. Jika tidak, ia tak akan bisa menjadi muslim yang baik.

Di sisi lain, ia tak perlu mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf secara dalam. Itu tugasnya orang yang akan menjadi rujukan agama, jadi kiyai, jadi pengurus majelis ulama.

Jangan sampai, seorang youtuber sekaligus stand up comedian hafal wazan tashrif dengan baik, namun orang yang dianggap kiyai malah keliru kafara yukaffiru kufran.

Intinya. Semua muslim perlu diberi asupan ilmu fardhu ‘ain, yang sayangnya itu tak cukup diberikan oleh pendidikan negeri. Sebaliknya, tak semua muslim harus mempelajari bahasan qiyas, atau nahwu, atau sharaf, atau balaghah secara mendalam. Karena tak semua orang harus menjadi ustadz.

Leave a Reply