Oleh: Muhammad Abduh Negara
Kaum muslimin saat perang Badar jumlahnya kecil, perang itupun sangat penting untuk eksistensi umat Islam. Seandainya umat Islam kalah dan terbunuh semua (dan faktanya Allah memenangkan kaum muslimin), maka benar tidak ada lagi yang menyembah Allah ta’ala saat itu.
Kondisi tersebut tentu sangat berbeda dengan kondisi pertarungan pilpres di Indonesia saat ini. Menyamakan keduanya, dan menganggap jika salah satu calon kalah, dikhawatirkan tak ada lagi yang menyembah Allah ta’ala, sangat- sangat berlebihan. Kondisinya jauh sekali. Apalagi zhahirnya di kedua kubu, masing-masing ada muslimnya. Apa mau dianggap semua orang yang di seberang bukan muslim lagi, tapi munafik seperti ‘Abdullah bin Ubay bin Salul? Tentu ini lagi-lagi berlebihan.
Di sisi lain, saya sepakat eksistensi umat Islam di Indonesia perlu dijaga, karena tak ada jaminan Islam di Indonesia akan bertahan sampai hari kiamat. Kita ingat Andalusia, negeri Islam yang telah lama hilang identitas keislamannya. Dan penjagaannya itu dengan dakwah Islam, dalam semua aspeknya. Islam harus dihadirkan. Dalam majelis ilmu, di pasar, di kantor, dalam bidang sosial budaya, juga dalam politik.
Bicara menghadirkan Islam dalam politik, tentu terlalu sempit jika dibatasi pada “memenangkan salah satu capres saat ini”, karena bagaimanapun, tak ada satupun dari calon yang ada, yang punya visi keislaman dalam politik dan negara. Masing- masing pendukung capres yang ada pun sama-sama banyak dari kalangan sekuler, meski dari kalangan Islamis juga ada.
Menghadirkan Islam dalam politik, berarti kita perlu menyiapkan kader-kader yang punya pemahaman Islam yang baik, sekaligus punya kecakapan dalam bidang politik, yang siap menanamkan nilai-nilai Islam, dan tentu Syariah Islam secara formal, dalam undang-undang dan kehidupan bernegara kita. Tugas ini bukan tugas mudah. Perlu dijaga dari hulu sampai ke hilir. Dari menghadirkan majelis ilmu yang kokoh agar banyak yang punya pemahaman Islam yang baik, sampai amar ma’ruf nahi munkar dan muhasabah kepada seluruh Islamis yang terlibat dalam dunia politik, pemerintahan maupun parlemen.
Leave a Reply