Oleh: Muhammad Abduh Negara
Salah satu cara Allah ta’ala menjaga kemurnian agama ini dari berbagai penyimpangan adalah adanya segolongan umat ini di setiap masa yang terus berada di atas kebenaran dan membela kebenaran tersebut atas kebatilan, sebagaimana disampaikan oleh Dr. Zaid bin ‘Abdil Karim Az-Zaid dalam “Fiqh As-Sirah”.
Hal ini dilandasi oleh Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ
Artinya: “Senantiasa ada sekelompok orang dari umatku, yang terus menegakkan kebenaran.” (HR. Muslim)
Al-Bukhari menyebutkan Hadits ini sebagai salah satu judul bab dalam Shahih-nya, tanpa menyebutkan sanad, kemudian beliau menyatakan: وهم أهل العلم (Mereka adalah para ulama).
Ringkasnya, di setiap masa akan selalu ada orang-orang berilmu yang senantiasa menyampaikan kebenaran dan teguh di atas kebenaran tersebut. Bisa jadi jumlah mereka banyak, bisa jadi juga sedikit, tergantung zamannya, namun yang jelas mereka akan selalu ada, sehingga umat ini tidak akan bersepakat mendukung kesesatan dan penyimpangan.
Ketika bermunculan di zaman ini, orang-orang yang berpaham ekstrem, bermudah-mudahan mengafirkan sesama muslim tanpa landasan yang kuat, akan hadir para ulama yang menjelaskan konsep Islam yang benar, yang mu’tadil (pertengahan), yang tawassuth, tidak ifrath (melampaui batas) dan tidak tafrith (abai terhadap syariah), agar umat tidak jatuh pada paham ekstrem khas khawarij.
Ketika di zaman ini bermunculan orang-orang yang digelari sebagai “cendekiawan muslim” yang membawa paham bid’ah sekularisme, liberalisme, pluralisme agama, dan semisalnya, para ulama yang lurus pemahamannya hadir menjelaskan kebatilan paham-paham kufur tersebut dan kontradiksinya dengan konsep Islam yang benar.
Ketika di zaman ini bermunculan orang-orang bodoh dalam agama tapi diikuti orang banyak, entah disebut motivator, inspirator, pejabat, politisi atau apapun itu, yang berani bicara tentang Islam tanpa ilmu, ulama hadir menjelaskan kesalahan perkataan mereka tersebut, sekaligus mengingatkan mereka bahayanya berbicara agama tanpa ilmu.
Wallahu a’lam.
Leave a Reply