Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Keterpengaruhan Pemikiran adalah Hal yang Wajar

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Terpengaruh (تأثر) secara pemikiran, adalah sebuah keniscayaan bagi siapapun yang menempuh jalan ilmu, ketika dia menimba ilmu dari guru, buku dan madrasah keilmuan tertentu. Dan hal ini bukanlah hal yang tercela, selama tujuannya memang untuk mendekati kebenaran, dan dia memilah setiap informasi yang sampai padanya secara objektif dan proporsional.

Termasuk di dalamnya, seseorang yang lama di madrasah keilmuan dan afiliasi tertentu, yang kemudian تأثر dari guru dan bacaan dari madrasah keilmuan dan afiliasi yang lain. Lagi-lagi, ini bukan hal yang tercela, selama tujuannya adalah untuk belajar, istifadah, dan menemukan kebenaran di atas landasan ilmu. Dan orang yang seperti ini, biasanya akan lahir berbagai keunikan padanya, yang membedakannya dengan rekan afiliasinya, yang tidak menempuh jalan yang sama.

Seorang wahhabi, yang serius menelaah literatur asy’ari dari sumber aslinya (bukan dari sumber lawan, yang membantahnya), dengan pembacaan yang objektif dan proporsional, akan melahirkan pandangan yang lebih komprehensif terhadap madzhab khashm-nya tersebut. Jika pun mengkritik, hasil kritikannya tepat sasaran, khas orang yang benar-benar memahami pemikiran dan literatur lawan debat.

Demikian juga, seorang asy’ari yang bersedia meneliti literatur wahhabi dan taimi (a.k.a. salafi) dari sumber primernya, dengan pembacaan yang benar (bukan sekadar cari-cari kesalahan, khas intelektual preman), akan melahirkan pandangan yang lebih tepat dan menyeluruh terhadap pemikiran madzhab lawannya. Dan kembali, kritiknya pun akan lebih mengena pada mahall niza’ dan dalil serta istidlal lawan.

Bahkan, selain memperkuat argumentasi dalam debat, تأثر itu juga akan melahirkan wahhabi yang simpatik terhadap asy’ari, dan sebaliknya asy’ari yang simpatik terhadap wahhabi, pada perkara-perkara yang selama ini disalahpahami. Pikir mereka, kalau pun kita mau debat, fokus pada perkara yang memang diperselisihkan, bukan pada tuduhan-tuduhan palsu yang tersebar.

Demikian juga, madzhabi (pengikut madzhab tertentu), yang mengkaji tarikh tasyri’ dan تأثر terhadap wacana penghidupan pintu ijtihad, urgensi ijtihad kontemporer, dan semisalnya, akan membuatnya tidak buta mata terhadap isu ini, khas kalangan yang ta’ashshub pada tradisi madzhab, tanpa mau berpikir ulang terhadap berbagai hal yang mengitari tema ini.

Sebagaimana, kalangan tajdidi (ini istilah yang saya gunakan, terhadap kalangan yang menolak tradisi madzhab, dan cenderung menolak taqlid), yang mencicipi tradisi madzhab secara tepat, juga akan memahami urgensi tafaqquh madzhabi, menyadari berbagai kekayaan turats yang dilahirkan madzhab-madzhab fiqih yang ada, termasuk akan lebih terbuka terhadap gagasan tentang taqlid dan hal-hal seputar itu.

Dan banyak lagi yang bisa dibuat contoh tentang تأثر ini. Yang sayangnya, tidak cocok disajikan terlalu panjang di facebook. Tentu keterpengaruhan ini, ada sisi positif dan negatifnya. Karena itu, sejak awal saya sudah beri قيد, “selama tujuannya untuk sampai pada kebenaran”.

Leave a Reply