Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Kualitas Pribadinya Tampak Tidak Kuat Menyandang Gelarnya

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Saat kita menyebut nama “Anies Baswedan”, maka yang muncul di benak kita adalah sosok intelektual, cerdas, bergelar Ph.D., berwawasan luas, kemampuan komunikasi yang bagus, bahasa Inggris fasih, punya kepedulian tinggi terhadap bangsa, namun masih belum terlalu lihai dalam dunia politik (untuk bagian terakhir, silakan diabaikan).

Saking jelasnya sosok Anies ini, kita bahkan tidak perlu menyebut berderet gelar yang dia miliki. Namanya sendiri, sudah mengalahkan gelarnya.

Itu juga alasan, mengapa kadang para penulis, dulu dan sekarang, menyebut nama ulama tanpa embel-embel apapun. “Menurut Asy-Syafi’i”, “Al-Ghazali berkata”, “Ini merupakan pendapat Malik dan Ahmad”, “Menurut penjelasan Al-Bajuri”, “Al-Qaradhawi berpendapat”, “Hadits ini dhaif menurut penelitian Al-Albani”, dan seterusnya.

Nama-nama ini, sudah membawa kebesaran mereka sendiri, tanpa perlu diberi banyak embel-embel.

Sebaliknya, yang punya banyak embel-embel, namun kualitas pribadinya meragukan, kita malah jadi ikut ragu dengan keabsahan titel, gelar dan embel-embelnya tersebut. Saat ada baliho politisi, dengan berderet gelar “Prof. Dr. Anu, M.M., M.B.A., MCU,…”, “Kiyai Haji Fulan bin Fulan, keturunan ketujuh dari…”, dan seterusnya, kita malah bertanya-tanya, deretan gelar dan embel-embel ini beli di mana. Kualitas pribadinya tampak tidak kuat menyandang gelar dan embel-embelnya tersebut.

Leave a Reply