Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Syarah Hadits

Beda “Sami’tu” Dan “Haddatsana”

A closeup shot of a gold door knob on a black door

Oleh: Muhammad Abduh Negara
Hadits Niat dimulai dengan ucapan ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu “سمعت رسول الله…”. Menurut Al-Khathib Al-Baghdadi, lafazh “sami’tu” adalah redaksi periwayatan yang tertinggi dan paling kuat kedudukannya, setelahnya adalah redaksi “haddatsana” dan “akhbarana”.
 
Sedangkan menurut Ibn Ash-Shalah, redaksi “haddatsana” dan “akhbarana” lebih tinggi dari “sami’tu” pada salah satu sisi, yaitu pada redaksi “haddatsana” dan “akhbarana” ada dalalah yang menunjukkan syaikh meriwayatkan Hadits tersebut kepadanya, sedangkan pada redaksi “sami’tu”, tidak ada dalalah tersebut.
 
Wallahu a’lam.
 
Rujukan: Al-‘Uddah Fi Syarh Al-‘Umdah Fi Ahadits Al-Ahkam, karya Imam Ibn Al-‘Aththar Asy-Syafi’i, Juz 1, Halaman 43, Penerbit Dar Al-Basyair Al-Islamiyyah, Beirut, Libanon.

Leave a Reply