Meniti Jalan Para Ulama - Blog Pribadi Muhammad Abduh Negara

Fikrah

Apakah Setiap Penceramah Agama Pasti Seorang Ulama?

Oleh: Muhammad Abduh Negara

Hadirnya para penceramah, para pemberi nasihat, para penutur cerita hikmah, telah ada sejak masa awal Islam. Di masa-masa awal Islam tersebut, para penceramah ini adalah para ulama dan fuqaha. Namun, seiring berlalunya waktu, yang tampil berceramah, memberikan nasihat, bukan lagi seorang yang alim dan faqih.

Hal ini seiring dengan perkataan Sayyiduna ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

“Sesungguhnya kalian berada pada masa yang banyak ulamanya, sedikit para penceramahnya. Setelah kalian nanti, ada masa, banyak penceramahnya namun sedikit ulamanya”. (Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam “Al-Adab Al-Mufrad” dengan sanad yang shahih menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar)

Seorang alim bisa saja dia gagap dalam berbicara, atau sedikit bicara dan tidak mampu untuk berkhutbah, dan bisa saja ada di antara orang awam yang cara bicaranya bagus dan bisa membolak-balik kata sesuai dengan keinginannya.

Kenyataan ini perlu kita sadari bersama, agar kita tak “salah ikut”. Inginnya ikut ulama, jadinya malah ikut penceramah yang dangkal ilmunya. Karena itu, mengenal kriteria seorang ulama, dari sisi ilmu dan amalnya, perlu menjadi perhatian kita. Orang yang alim tidak dikenal dengan retorika yang mengguncang, maupun kata-kata yang membius sampai membuat jamaah menangis. Ia dikenal dengan kedalaman ilmunya serta keteguhannya berada di jalan kebenaran, meskipun caranya bicara biasa-biasa saja.

Bahan bacaan:

1. Qawa’id fit Ta’amul Ma’al ‘Ulama, karya ‘Abdurrahman bin Mu’alla Al-Luwaihiq
2. Fiqh An-Nashr wat Tamkin, karya ‘Ali Muhammad Ash-
Shallabi

Leave a Reply